Kebanyakan Menyesatkan
Semakin hari semakin banyak berita berita yang menyesatkan seperti berita berita hoax dan berita berita yang hanya menghasut kepada kebencian.
Yang paling sering kita dengar dan lihat adalah berita tentang covid dan turunannya.
Berita hoax menyangkut covid sudah pasti pernah kita temukan di media sosial, belum lagi berita yang memanfaatkan kondisi pandemi untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya seperti agar terkenal, agar viral dan agar kelompoknya eksis di dunia sosial yang ghoib.
Berita berita tersebut kebanyakan menyesatkan dan menjerumuskan kita kepada kesesatan, kita dihasut untuk tidak percaya akan adanya wabah, kita dihasut untuk membenci pemerintah yang katanya zholim kepada ulama, kita dihasut untuk membenci sesama muslim dengan propaganda wahabi dan takfiri, dll
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ
Dan sesungguhnya kebanyakan manusia hendak menyesatkan dengan hawa nafsu mereka tanpa ilmu. (QS. Al An'am : 119)
Tafsir As Sa'di mengenai ayat ini :
Maksudnya, hanya dengan memperturutkan apa yang diinginkan oleh diri mereka “tanpa pengetahuan,” dan tanpa hujjah
Mereka yang menebarkan berita berita yang menyesatkan tersebut hanya memperturutkan hawa nafsu mereka tanpa disertai dengan ilmu dan tanpa hujjah.
Mereka berkata covid itu bohong dan tidak ada, tapi begitu banyak sudah yang meninggal karena wabah ini. Perlukah mereka mengalami sendiri dan perlukah mereka terjangkit hingga meninggal ?
Mereka menyebarkan fitnah kebencian “tempat ibadah ditutup, tapi pasar dibuka” dan lain sebagainya. Tujuannya sudah jelas mengajak orang benci terhadap penguasa, mengajak kita berfikir bahwa pemerintah zholim dan akhirnya kita akan menentang pemerintah.
Mereka menebarkan kesesatan dalam beragama, orang gila mereka bilang wali Allah, Sang keturunan nabi pasti masuk surga, Ulama itu hanya yang bergelar Habib atau Kiai, dan banyak sekali kesesatan yang mereka sebarkan.
Celakanya kita yang tidak meng-ilmui ikut menyebarkan kesesatan ini, bahkan banyak saudara saudara kita yang katanya sudah ngaji sunnah ikut menyebarkan kesesatan.
Ilmui dahulu wahai ikhwah sebelum kita ikut menyebarkan berita berita yang belum kita ketahui kebenarannya.
Syaikh Sholih bin Fauzan Al Fauzan memaknai ilmu :
هو إدراك الشيء على ما هو عليه في الواقع
Ilmu adalah mengetahui segala sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan pengetahuan yang pasti.
Dari pengertian ini sudah jelas, mengetahui keadaannya dengan pengetahuan yang pasti, bukan hanya kira kira, atau prasangka. Harus pasti
Mungkin kita yang mengaji lupa akan tingkatan ilmu, mari kita ingat kembali, Ilmu terbagi menjadi 6 tingkatan yaitu :
Al 'ilmu, yaitu mengetahui segala sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan pengetahuan yang pasti.
Azh Zhon, yaitu mengetahui sesuatu yang kemungkinan benarnya lebih besar daripada salahnya, persentasinya 70% benar dan 30% salah
Asy Syakh, yaitu mengetahui sesuatu yang kemungkinan benar dan salahnya sama, dengan persentase 50% benar dan 50% salah
Al Wahn, yaitu mengetahui sesuatu yang kemungkinan salahnya lebih besar daripada benarnya. 70% kemungkinan salah dan 30% kemungkinan benar
Al Jahlul Basith, yaitu tidak mengetahui sama sekali
Al Jahlul Murokkab, yaitu kebodohan yang berlipat, maknanya mengetahu sesuatu tidak sesuai dengan sebenarnya
Dari tingkatan ilmu diatas yang mungkin sekarang kita sudah ingat kembali, ternyata banyak diantara kita yang Jahlul Murokkab.
Kita bukan dokter tapi berlagak paham itu covid dengan berkata serampangan seolah olah paling benar
Kita bukan seorang yang 'Aalim apalagi kategori ulama yang dengan mudahnya mengkafirkan dan menyesatkan orang, mudah pula kita mentahdzir ulil amri yang sah tanpa meng-ilmui ancaman Allah dan rosulnya terhadap cacian dan makian terhadap penguasa
Kita bukan Ahli hadits dan juga tidak berilmu tentangnya, tapi kita ikut menyebarkan hadis hadis lemah dan palsu.
Padahal Ilmu adalah jalan menuju surga, ilmui dulu segala sesuatunya.
Jika belum kita ilmui berita yang masuk maka diamlah
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليسكت
“Barangsiapa beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam".
Baarokallahu Fiikum
Saudaramu Abu Ishaq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar