Umdatul Fiqh - عمدة الفقه
Pelajaran 91
~Bab Tentang Pengalihan (Hiwalah) dan Pemberian Jaminan (Dhoman) ~
MATAN UMDATUL FIQH
باب الحوالة والضمان
ومن أحيل بدينه على من عليه مثله فرضي فقد برئ المحيل
ومن أحيل على مليء لزمه أن يحتال
لقول رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إذا أتبع أحدكم على مليء فليتبع"
•┈┈•••○○❁❁○○•••┈┈•
Hawalah atau hiwalah secara lughoh artinya berpindah atau beralih
Secara istilah adalah memindahkan tanggungan hutang dari muhil yaitu orang yang memiliki hutang kepada muhal alaihi yakni orang yang dialihkan hutang kepadanya
Misal Si A memiliki hutang kepada si C
Si A pernah memiliki piutang kepada B dengan mungkin nominal yang sama maka hutang si A kepada C dialihkan kepada si B sehingga jadi kewajiban si B untuk melunasinya kepada C.
Maka si A diistilahkan sebagai muhil (orang yang mengalihkan hutang), adapun si B disebut muhal alaihi, sedangkan si C diistilahkan muhtal.
Hukum pengalihan hutang ini adalah boleh
Dasarnya adalah hadis nabi :
مَطلُ الغَنِيِّ ظُلمٌ وَإِذَا أُتبِعَ أَحَدُكُم على مَلِيءٍ فَليَتبَع
Penundaaan pembayaran hutang dari orang kaya adalah bentuk kezhaliman dan apabila salah seorang diantara kalian dialihkan hutangnya kepada orang lain yang mampu maka hendaknya dia memenuhinya (HR. bukhori dan Muslim)
Barang siapa yang dia tanggungan piutangnya dialihkan kepada orang lain yang nilainya sama maka jika sudah diterima dan ridho maka orang yang awalnya berhutang terbebas.
Ada beberapa syarat hawalah :
1. Ridhol muhil, yakni keridhoan orang yang mengalihkan hutangnya (muhil)
2. Qobul dari muhtal atau penerimaan dari muhtal.
3. Kesesuain tanggungan hutang yg dialihkan atau sama.
Sama dalam hal jenis, sifat, jumlah dan waktu pelunasan.
Barang siapa yang tanggungan piutangnya dialihkan kepada yang mampu hendaknya dia menerima pengalihan tersebut
°•°•°•° Catatan Umdatul Fiqh - Abu Ishaq °•°•°•°
Tidak ada komentar:
Posting Komentar