Cari Disini

Jumat, 19 Maret 2021

Pelajaran 95 Bab Ash Shulhu - Umdatul Fiqh

 {عمدة الفقه}

MATAN UMDATUL FIQH

PELAJARAN 95:

باب الصلح

ومن أسقط بعض دينه أو وهب غريمه بعض العين التي في يده جاز 

ما لم يجعل وفاة الباقي شرطا في الهبة والإبراء 

أو يمنعه حقه إلا بذلك أو يضع بعض المؤجل ليعجل له الباقي.

ويجوز اقتضاء الذهب عن الورق والورق عن الذهب إذا أخذها بسعر يومها وتقابضا في المجلس.

•┈┈•••○○❁❁○○•••┈┈•

Syarah : Ustadz Renan Rahardian S.Si Hafizhahullah

Bab Ash Shulhu

Ash Shulhu secara bahasa artinya adalah perdamaian, maknanya mendamaikan, mengharmoniskan atau menghentikan pertikaian antara dua pihak


Adapun secara syariat ash shulhu adalah bentuk akad yang dia digunakan untuk mengakhiri pertikaian, perdebatan antara dua pihak.


Ash shulhu disyariatkan oleh Al Quran, As Sunnah dan juga menjadi ijma kaum muslimin.

Allah subhanhu wa ta'ala berfirman :

و صلح خيرا

Dan perdamaian itu lebih baik bagi mereka


Lebih umum berkaitan tentang dua kaum muslimin yang bertikai, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا فأصلحوا بينهما

Dan jika ada dua golongan dari orang orang mukmin yang mereka saling berperang maka damaikanlah antara keduanya. (Al hujorot : 9)

Ayat diatas menunjukkan disyariatkannya ash shulhu menjadi perkara yang diperintahkan oleh Allah.


Begitu juga nabi sholallahu alaihi wasallam bersabda :

الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حرم حلالا أو أحل حراما

Perdamaian antara kaum muslimin boleh kecuali perdamaian yang mengahalalkan perkara yang haram dan mengharamkan perkara yang halal. (Hadis Hasan Shohih Riwayat Imam Abu Dawud dan Tirmidzi)


Perdamaian ini boleh diusulkan oleh satu pihak yang bertikai atau orang ketiga.


Ash Shulhu ada beberapa jenis, seperti

1. Ash Shulhu atau perdamaian antara suami istri yang bermasalah

2. Ash Shulhu antara dua kelompok kaum muslimin

3. Ash Shulhu antara kaum muslimin dengan orang orang kafir yang berperang.

4. Ash Shulhu antara dua orang yang bertikai yang sifatnya umum

5. Ash Shulhu antara dua orang yang bertikai dalam masalah mal atau harta. Inilah yang masuk pembahasan kita dalam umdatul fiqh


Barang siapa menggugurkan atau menganggap lunas sebagian piutangnya yang ada ditangannya ini hukumnya boleh.


Bolehnya ini diniatkan ikhlas mencari ridho Allah subhanhu wa ta'ala.


Ash Shulhu ada beberapa ketentuan, yaitu

Ash Shulhu boleh selama tidak menjadikan pelunasan sisanya yang belum jatuh tempo sebagai syarat untuk dapat hibah maupun pelunasan semuanya.


Misal Si A berhutang kepada B sebanyak 1 juta, yang kemudiannl disepakati setiap bulannya dia mengangsur setiap bulannya 100 ribu.

Ternyata dua bulan berjalan dia tidak mampu membayar hutangnya (seharusnya sudah 200 ribu), kemudian Si B hendak menghibahkan hutang si A atau dianggap lunas oleh Si B tetapi meminta si A untuk membayar sisanya saja sebanyak 800 ribu (sisanya belum jatuh tempo). Syarat ini tidak boleh diberikan


Ash Shulhu hendaknya mencari ridho Allah subhanahu wa ta'ala


Atau tidak boleh juga menolak pengembalian haknya kecuali dengan syarat tadi.

Artinya jika orang tersebut tidak mampu membayar dan hendak mengembalikan barang yanh dibelinya, maka tidak boleh untuk menolaknya dengan syarat tadi.


Tidak boleh juga membebaskan utang yang jatuh tempo sebagai syarat untuk mempercepat pembayaran yang belum jatuh tempo.


Dan dibolehkan untuk membuat perdamaian berkaitan dengan dengan perak, atau perak dengan emas dengan syarat harganya sama dengan dihari itu dan itu diserahkan sebelum meninggalkan majelis.


 ***-----Catatan Umdatul Fiqh - Abu Ishaq -----***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar