BELAJAR HADITS DI BULAN RAMADAN
Oleh: Renan Rahardian
Pelajaran 05
HADITS MAUDHU’
Maudhu’ artinya palsu.
Hadits yang dalam jalur sanadnya, ada salah satu perawi yang diketahui pendusta atau suka memalsukan hadits.
Hadits maudhu termasuk hadits dhaif yang paling parah.
HADITS LAA ASHLA LAHU
Laa ashla lahu : tidak ada asal-usulnya.
Hadits yang tidak diketahui jalur sanadnya atau memang tidak memiliki jalur sanad.
Merupakan hadits paling lemah, bahkan tidak bisa disebut hadits, karena dikarang/dibuat oleh orang-orang zaman sekarang untuk keuntungan tertentu.
Contoh hadits maudhu’ yang laa ashla lahu:
Rasulullah bersabda,
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
”Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
Perkataan ini bukanlah sabda Rasulullah, karena disampaikan tanpa pernah ada sanadnya hingga kepada beliau shalallahu alaihi wassalam. Hadits ini dibuat oleh seseorang dan diatasnamakan kepada Rasulullah.
Siapapun yang mengarang ucapan ini, yang kita tahu sumber ucapan ini ada dalam kitab Durratun Nashihin yang ditulis Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Al Khubawiy yang hidup 12 abad setelah wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar