Cari Disini

Kamis, 15 Oktober 2020

Nasehat Agar Semangat Berdakwah Oleh Ustadz Renan Rahardian

 🍁☘️🌸🍁☘️🌸🍁☘️

TUJUAN-TUJUAN NASEHAT

(Nasehat Agar Semangat Berdakwah)

_________

Nasehat merupakan salah satu bentuk dakwah yang terbaik untuk mengajak orang kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan nasehat memiliki banyak manfaat serta hikmah baik bagi penerima maupun pemberinya.


Hendaknya kita mengetahui bahwa nasehat tidak hanya memiliki satu maslahat saja. Sehingga kita jangan berpikir bahwa nasehat menjadi sia-sia jika satu maslahat tidak tercapai.


Secara garis besar, berikut ini adalah tujuan-tujuan nasehat:


1. Menegakkan Hujjah Allah Atas Hamba-Nya

Allah berfirman:


رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةٌۢ بَعْدَ ٱلرُّسُلِ ۚ 


"(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu..." (QS. An Nisa:165)


Allah menyebutkan bahwa tugas para Rasul adalah menyampaikan hujjah kepada manusia. Agar mereka tidak bisa beralasan tidak tahu  perintah untuk mentaati Allah ketika nanti di hari kiamat.


2. Sebagai Udzur di Hadapan Allah dan Terlepas dari Kewajibannya

Allah Ta'ala berfirman:


وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا ۙ ٱللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ قَالُوا۟ مَعْذِرَةً إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ


"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa" (QS. Al A'raf:164)


Allah menceritakan tentang penduduk negeri yang terbagi menjadi tiga golongan:

Golongan pertama: para pelaku maksiat yang telah diancam dengan azab Allah.

Golongan kedua: orang-orang yang menasehati golongan pertama agar bertaubat dan kembali kepada ketaatan.

Golongan ketiga: orang-orang yang mengolok-olok dan mencela usaha golongan kedua karena telah putus asa dan menjadi apatis terhadap golongan pertama.


Maka Allah menyebutkan bahwa tujuan nasehat mereka ada dua:

a. Agar dapat terlepas dari kewajibannya untuk menasehati. Sehingga nantinya tidak disalahkan di hadapan Allah.

b. Harapan agar yang dinasehati dapat bertaubat dan berubah.


3. Menghendaki Adanya Manfaat Bagi Orang yang Dinasehati

Dalilnya adalah ayat sebelumnya, ketika Allah menyebutkan jawaban tujuan golongan orang-orang (para rasul) yang menasehati, yaitu:


وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ


"supaya mereka bertakwa"


Hendaknya:

a. Jangan menjadikan hal ini tujuan (tunggal) semata wayang. Sehingga kita merasa sia-sia jika yang dinasehati tidak memperhatikan.

b. Menjadikan tujuan ini alasan untuk memperbaiki adab dan cara kita memberi nasehat. Karena bisa jadi orang yang dinasehati tidak berubah karena cara kita menasehati yang salah.


4. Takut akan Azab Allah

Karena meninggalkan nasehat akan mengundang murka dari Allah.


Allah berfirman:


...وَإِن تَتَوَلَّوْا۟ يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوٓا۟ أَمْثَٰلَكُم


...dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini. (QS. Muhammad:38)


Dalam ayat ini, Allah mengancam apabila manusia meninggalkan nasehat maka Allah akan membinasakan dan mengganti mereka dengan kaum yang lebih baik.


5. Mengharap Pahala dari Allah

Allah Ta'ala berfirman:


ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ...


Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran (nasehat) yang baik...(QS.An Nahl:125)


Allah menyebutkan dakwah dalam ayat ini dalam bentuk perintah, dan setiap yang diperintahkan oleh-Nya adalah ibadah berpahala. Sehingga ayat ini menunjukkan bahwa berdakwah dan memberi nasehat adalah bentuk ibadah, terlepas dari berhasil atau tidaknya  dakwah dan nasehat tersebut di kalangan manusia.


6. Mengagungkan dan Mencintai Allah

Allah ta’ala berfirman:


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ


“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS. Ali Imron:31).


Ayat ini menunjukkan bahwa menasehati manusia kepada ketaatan adalah bentuk bukti mencintai Allah.

Dan juga sebagai pengagungan kepada Allah. Karena Allah adalah Dzat yang harus ditaati dan tidak dimaksiati, harus diingat dan tidak boleh dilalaikan.

_________


Demikianlah di antara tujuan-tujuan memberi nasehat. Dan itu semua tidak memberikan batasan bahwa mungkin saja ada tujuan lain yang diridhai oleh Allah. Hanya kepada Allah kita mencukupkan diri.


Wallahu a'lam bish shawwab


Bekasi, 16 Oktober 2020

®

Renan Rahardian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar