Cari Disini

Senin, 01 Maret 2021

Keutamaan Menuntut Ilmu Oleh Ustadz Ricky Abu Basma

 [Kajian Ahad Pagi: Sabilul Maghfiroh, 28 Februari 2021]

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

Ustadz Riki Abu Basma hafidzahullah

_________

Tugas kita sebagai seorang mukmin adalah untuk selalu mengingatkan. Allah Ta’ala berfirman,


وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ


”Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 55).


Manusia berbuat didasarkan pada keuntungan yang ingin diperoleh (Syaikh Shalih bin Abdulaziz Alu Syaikh). Demikianlah sehingga Allah sering menyebutkan di dalam Al Qur'an tentang keutamaan-keutamaan beramal.


Maka ketika seorang muslim enggan menghadiri majelis ilmu disebabkan oleh Ketidaktahuan tentang keutamaan menuntut ilmu.


Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menyatakan bahwa pahala menuntut ilmu sama bahkan bisa lebih besar daripada jihad fisabilillah.

_________

Allah selalu menghendaki kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.


Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


 وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا


Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allâh adalah Maha Penyayang kepadamu. [QS. An-Nisa’/4:29]


Dan di antara bukti kasih sayang Allah pada hambaNya adalah menghendaki hambaNya senantiasa dalam kebaikan.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ


“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).


Bukti bahwa Allah tidak berkenan menjadikan seseorang dalam kebaikan adalah dijadikan manusia memiliki hati yang kotor. Karena hati itu adalah wadah, sedangkan ilmu adalah cahaya. Dan cahaya tidak bisa masuk menembus wadah yang kotor.


Imam Syafi'i menyebutkan bahwa Waqi' bin Al Jarrah berkata,


بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي


“Bahwa  ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).


Salah satu indikasi hati yang bersih adalah mudahnya dalam beramal kebaikan. Sebaliknya, indikasi hati yang kotor adalah susahnya dalam berbuat baik dan mudahnya terjerumus dalam perbuatan dosa.

[Sebagaimana penjelasan Syaikh Shalih Al Ushaimiy dalam Takzhimul Ilmi]


Di antara keutamaan menuntut ilmu:


1. ILMU ADALAH JALAN PINTAS MENUJU SURGA


Sering kita mendengar tentang amalan-amalan untuk masuk ke surga, tapi jalan pintasnya hanya satu, yaitu dengan ilmu.


Kenikmatan surga adalah kenikmatan yang dahsyat, yang tidak dapat terlintas dalam pikiran kita. 


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ


“Allah azza wa jalla berfirman, ‘Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya, dan belum pernah pula terbetik dalam kalbu manusia’.” (HR. Bukhari  no. 3244,

Muslim no. 2824)


Di antara ayat-ayat yang menggambarkan nikmat di surga sebagaimana yang disebutkan di dalam surat An Naba'.


Begitu pula dahsyatnya siksa neraka juga tak terbayangkan oleh manusia. 


Dan jalan pintas menuju surga dan menjauh dari neraka adalah dengan menuntut ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ


“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)


2. SEMUA MAKHLUK MEMOHONKAN AMPUN BAGI PARA PENUNTUT ILMU


Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam bersabda :


إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ، وَمَنْ فِي الْأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْبَحْرِ


“Sesungguhnya makhluk yang ada di langit dan bumi akan memohonkan ampunan kepada orang-orang alim, sampai-sampai ikan-ikan di lautan turut memohonkan ampunan juga” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, ini lafadz Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).


Betapa banyaknya dosa kita seumur hidup, sejak baligh hingga hari ini, dan itu semua dimintakan ampunan oleh makhluk-makhluk di langit dan bumi apabila kita menuntut ilmu agama.


Begitu juga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ


Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia.” (HR. Tirmidzi)


Dan makna shalawat dari Allah adalah ampunan atas dosa-dosa manusia.


3. MENDAPAT PAHALA SETARA JIHAD FISABILILLAH


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ جَاءَ مَسْجِدِى هَذَا لَمْ يَأْتِهِ إِلاَّ لِخَيْرٍ يَتَعَلَّمُهُ أَوْ يُعَلِّمُهُ فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ 


“Siapa yang mendatangi masjidku (masjid Nabawi), lantas ia mendatanginya hanya untuk niatan baik yaitu untuk belajar atau mengajarkan ilmu di sana, maka kedudukannya seperti mujahid di jalan Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 227 dan Ahmad 2: 418, shahih kata Syaikh Al Albani).


4. SEBAGAI BUKTI CINTA KEPADA ALLAH


Setiap hamba muslim mengaku mencintai Allah, akan tetapi cinta butuh pembuktian. Jika tanpa bukti, setiap orang akan mengaku-aku saja. Sebagaimana sebuah syair:


كُلٌّ يَدَّعِي وَصَلاً بِلَيْلَى … وَلَيْلَى لَا تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَا


Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila. Namun Laila menolak pengakuan mereka itu…


Dan di antara bukti cinta kita pada Allah adalah dengan mendawamkan menghadiri majelis ilmu. Karena hanya dengan ilmu kita dapat mengenali sifat-sifat Allah yang kita cintai.


___**___


®

Dicatat oleh: Renan Rahardian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar