Cari Disini

Rabu, 02 Juni 2021

Kedudukan Iman Dengan Takdir Di Dalam Agama Islam

Kedudukan Iman Dengan Takdir Di Dalam Agama Islam

Iman dan takdir Allah memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama islam.


Diantara yang menunjukkan ketinggian kedudukannya adalah :
1. Beriman dengan takdir termasuk diantara 6 rukun iman yang harus diimani dan pokok aqidah yang harus diyakini, dan tidak sah iman seorang hamba tanpanya
2. Beriman yang benar dengan takdir Allah yang mencakup Ilmu Allah, penulisanNya, kehendakNya, dan penciptaanNya.


Termasuk bagian dari mentauhidkan Allah didalam rububiyah dan sifat sifatNya, karena Al Qodho (memutuskan) atau Al Qodar (menentukan) adalah termasuk pekerjaan Allah, dan pekerjaaan Allah adalah termasuk sifat sifatnya.

Barangsiapa yang tidak beriman dengan takdir maka dia bukan seorang yang mengesakan Allah di dalam rububiyahNya dan ini membawa pengaruh buruk pada tauhid uluhiyahnya.

Adapun orang yang beriman dengan al qodho dan al qodar maka akan terjaga tauhid rububiyahnya dan uluhiyahnya.

Berkata Abdullah Ibnu Abbas :
الْقَدَرُ نِظَامُ التَّوْحِيدِ ، فَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَآمَنَ بِالْقَدَرِ فَهِيَ الْعُرْوَةُ الْوُثْقَى الَّتِي لا انْفِصَامَ لَهَا ، وَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ تَعَالَى وَكَذَّبَ بِالْقَدَرِ نَقْضَ التَّوْحِيدَ ”
Takdir adalah aturan tauhid, barangsiapa mengesakan Allah dan beriman dengan takdir maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas, dan barang siapa mentauhidkan Allah dan mendustakan takdir maka dia telah melepaskan tauhidnya.

Yang dimaksud dengan takdir adalah aturan tauhid yaitu beriman dengan tauhid menjadikan teratur dan lurus tauhid seseorang

3. Beriman dengan takdir Allah adalah beriman denga qudrotullah (kemampuan Allah)
Barangsiapa yang tidak beriman dengan takdir berarti dia tidak beriman dengan qudrotullah.

Berkata Zaid Ibnu Aslam :
القدر قدرة الله عز وجل فمن كذب باالقدر فقد جحد قدرة الله عز وجل
Takdir adalah kemampuan Allah Azza Wa Jalla, barangsiapa yang mendustakan takdir maka dia telah mengingkari kemampuan Allah Azza Wa Jalla

4. Beriman dengan takdir berkaitan dengan hikmah Allah, ilmuNya, kehendaknya dan penciptaanNya.
Maka barangsiapa yang mengingkari takdir berarti dia telah mengingkari ilmu Allah, kehendakNya dan penciptaanNya

5. Beriman yang benar dengan takdir Allah akan membuahkan kebaikan yang banyak dan kebahagiaan didunia dan akhirat.
Kebodohan / kesalahpahaman tentang beriman dengan takdir menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan didunia dan akhirat

6. Beriman dengan takdir adalah aqidah seluruh para nabi dan seluruh pengikut mereka.

Allah berfirman tentang Nabi Nuh alahissalam :
قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُم بِهِ ٱللَّهُ إِن شَآءَ
Allah berkata sesungguhnya yang akan mendatangkan tanda kekuasaannya apabila dia menghendaki. (QS. Hud : 33)

Dan Allah berfirman tentang Nabi Ismail alaihissalam :
قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Ismail berkata wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah duoerintahkan kepadamu, niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang orang yang sabar apabila Allah menghendaki. (QS. Ash Shoffat : 102)

Allah berfirman tentang Nabi Musa alahissalam :
قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُم مِّن قَبْلُ وَإِيَّٰىَ
Musa berkata, wahai robku seandainya engkau menghendaki niscaya engkau telah menghancurkan mereka dan diriku sebelum ini. (QS. Al A'rof : 155)

3 ayat diatas menunjukkan keimanan para nabi terhadap takdir Allah Azza Wa Jalla

8. Takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, adzab, dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar