Cari Disini

Sabtu, 14 Agustus 2021

Ushulus Sittah Penjelasan Bagian 3

 Ushulus Sittah

Penjelasan Bagian 3


وأظهر لهم الشرك بالله في صورة محبة الصالحين وأتباعهم

Dan mereka yaitu syaithon menjerumuskan manusia dalam kesyirikan kepada Allah dengan dipoles seakan akan itu termasuk mencintai orang orang yang sholih dan mengikuti mereka.

Dalam agama islam tidak ada pertentangan antara tauhid dan mencintai orang orang yang sholih

Orang orang yang sholih bertingkat tingkat ketakwaannya, kita diperintahkan untuk menghormati mereka

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ

Sesungguhnya orang orang yang takut kepada Allah diantara hamba hambanya adalah para ulama. (QS. Fathir : 28)

Rosulullah bersabda :


إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ

Para ulama adalah pewaris para nabi

Ulama mewarisi ilmu nabi, mereka mengajak manusia manusia untuk berpegang teguh pada ajaran nabi, dan kita diperintahkan untuk mencintai para ulama dalam kesholihan mereka

Namun penghormatan, kecintaan kepada ulama memiliki batasan batasan yang telah ditentukan oleh syariat, tidak boleh melebihi batasan yang telah ditentukan syariat, jika melebihi batasan maka masuk dalam Al ghuluw yaitu berlebih lebihan terhadap orang yang sholih

Ghuluw atau berlebih lebihan terhadap orang yang sholih adalah sebab terjadinya kesyirikan pertama kali di muka bumi, seperti yang terjadi pada kaum Nabi Nuh 'alaihi wasallam.

Allah subhanahu wata'ala mencela ahlul kitab yang berlebih lebihan terhadap Nabi 'Isa 'alahissalam, mereka mengangkat Nabi 'Isa sebagai anak Allah.

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ

Wahai ahlul kitab janganlah kalian ghuluw dalam agama kalian dan janganlah kalian mengatakan atas nama Allah kecuali yang haq. (QS. Al Maidah : 77)

Sesungguhnya 'Isa bin Maryam adalah rosulullah dan bukanlah anak Allah, dan kalimat Allah yang Allah tiupkan pada maryam dengan ucapan Allah
كن فيكن

Demikian pula rosulullah melarang umatnya untuk guluw terhadap beliau, beliu mengatakan :


تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ


Janganlah kalian berlebih lebihan terhadapku sebagai mana orang orang nasrani berlebih lebihan terhadap 'isa bin maryam.


لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ


Dan tidak akan dinamakan seseorang beriman sampai mencintai beliau lebih dari anaknya, lebih dari orang tuanya, lebih dari semua manusia (HR. Bukhori)

Akan tetapi nabi melarang kita berlebih lebihan terhadap beliau.

إنماأنا عبد فقول عبدالله ورسوله

Sesungguhnya aku adalah seorang hamba maka katakanlah oleh kalian aku adalah seorang hamba Allah dan rosulNya.

Diantara bentuk ghuluw terhadap orang orang yang sholih di zaman sekarang :
1. Berdoa kepada orang orang yang sholih yang sudah meninggal yang dinamakan dengan tawassul
2. Membangun kuburan mereka
3. Menghiasi kuburan mereka
4. Beri'tikaf, berdiam diri di kuburan mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar