Cari Disini

Selasa, 14 April 2020

Pelajaran 04 Bab Bejana Atau Wadah - Umdatul Fiqh

{عمدة الفقه}
MATAN UMDATUL FIQH


PELAJARAN 04:

باب الآنية

لا يجوز استعمال آنية الذهب والفضة في طهارة ولا غيرها لما روى حذيفة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "لا تشربوا في آنية الذهب والفضة ولا تأكلوا في صحافها فإنها لهم في الدنيا ولكم في الآخرة".
وحكم المضبب بهما حكمهما إلا أن تكون الضبة يسيرة من الفضة.
ويجوز استعمال سائر الآنية الطاهرة واتخاذها واستعمال أواني أهل الكتاب وثيابهم ما لم تعلم نجاستها
وصوف الميتة وشعرها طاهر وكل جلد ميتة دبغ أو لم يدبغ فهو نجس وكذلك عظامها
وكل ميتة نجسة إلا الآدمي وحيوان الماء الذي لا يعيش إلا فيه لقول رسول الله صلى الله عليه وسلم في البحر: "هو الطهور ماؤه الحل ميتته"
وما لا نفس له سائلة إذا لم يكن متولدا من النجاسات.

•┈┈•••○○❁❁○○•••┈┈•

Syarah : Ustadz Renan Rahardian S.Si Hafizhahullahu ta'aala

Pelajaran 04
Bab Bejana Bejana atau Wadah Air -
باب الآنية

Tidak boleh menggunakan bejana atau wadah air yang terbuat dari emas dan perak, hal ini berdasarkan pada apa yang diriwayatkan oleh khudzafah bahwa nabi bersabda :

لاَ تَشْرَبُوْا فِيْ آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلاَ تَأْكُلُوْا فِيْ صِحَافِهِمَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا، وَلَكُمْ فِي الآخِرَةِ




Tidak boleh kalian minum dari wadah yang terbuat dari emas dan perak dan tidak boleh makan dengan piring yang terbuat dari emas dan perak, karena sesungguhnya barang barang tersebut untuk mereka orang kafir didunia dan untuk kalian diakhirat. (Hadish Shohih Riwayat Bukhori dan Muslim)

Hukum asal emas dan perak adalah suci tapi memiliki kekhususan ketika menjadi bentuk wadah. Ulama sepakat bahwa haram hukumnya menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak untuk makan dan minum. Adapun wadah untuk bersuci maka ulama berbeda pendapat, pendapat ke-1 adalah tidak boleh, ini adalah pendapat jumhur.
Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bolehnya, ini adalah pendapat imam asy syaukani, imam ash shon'ani, muhammad bin sholih utsaimi, karena larangan ini menurut mereka hanya khusus untuk wadah makanan dan minuman saja.

Pendapat yang lebih tepat adalah pendapat yang ke-2

Begitu juga hukum wadah yang disepuh dengan emas maupun perak kecuali sepuhannya jumlahnya sedikit, sebagaimana nabi memiliki alat minum yang pecah yang kemudian ditambal dengan tambalan perak, maka penggunaan tambalan yang hanya sedikit itu boleh digunakan.


Dan dibolehkan menggunakan wadah wadah dari bahan lain yang suci

Dan boleh menggunakan wadah milik ahlul kitab dan pakaian milik mereka selama tidak diketahui kenajisannya. Nabi pernah diundang makan oleh ahlul kitab dan nabi memenuhinya

Ilmu adalah mengetahui suatu perkara keadaannya sesuai dengan yang sesungguhnya dengan pengetahuan yang pasti.

Maka selama tidak diketahui dengan pasti kenajisannya, boleh menggunakan wadah dan pakaian milik ahlul kitab.

Pakaian dari mayit dan rambut mereka atau bulu dari bangkai hukumnya thoohirun / suci.

Dan setiap kulit bangkai baik yang telah disamak walaupun belum disamak hukumnya adalah najis begitu pula dagingnya.

Hewan yang terlarang dikonsumsi maka dihukumi sebagai bangkai walaupun disembelih. Semisal kulit buaya, kulit ular hukumnya najis

Dan setiap bangkai hukumnya najis, kecuali jenazah manusia dan hewan hewan air yang hanya hidup didalam air misal ikan, udang, cumi, dll
Ini berdasarkan sabda nabi :
هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ، الْحِلُّ مَيْتَتُهُ
Air laut itu suci dan mensucikan airnya, dihalalkan bangkainya. (HR Bukhori dan Muslim)


Dari hadis ini diketahui bahwa air laut suci dan bisa digunakan untuk bersuci.

Hewan hewan laut yang menjadi bangkai didalamnya maka halal hukumnya.

Dan hukumnya suci bangkai hewan yang tidak memiliki jiwa/darah yang mengalir.
Apabila perkembangbiakannya bukan berasal dari benda benda najis seperti belalang, lebah, dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar